Synaesthesia adalah suatu kondisi orang yang sedang dalam pengaruh zat halusinogen, ataupun kondisi dimana orang bisa memproyeksikan pikirannya pada orang lain. Banyak halusinogen dikenal sebagai penyebab berbagai tahap synaesthesia, yaitu terbentuknya gambaran menurut indera tertentu akibat rangsangan indera lain. Dalam kondisi ini orang bisa mengaku "mendengar" warna, "mengecap" bentuk, ataupun "melihat" suara. Perubahan kesadaran seseorang sesungguhnya sering terjadi pada berbagai macam tingkatan tidur. Begitu seseorang berpindah dari kondisi sadar menjadi tidur, ia memasuki kondisi hypnogogic, dimana pola paling umum yang terlihat adalah bentuk-bentuk geometris, selain itu banyak pula yang melihat bayangan wajah berkelebat, mendengar namanya dipanggil-panggil, mendengar bunyi-bunyian secara acak, atau potongan musik, bahkan mencium aroma makanan atau aroma parfum. Juga dalam periode antara tidur dan sadar kembali pikiran berada dalam kondisi hypnopompic, otak yang merasakan seakan mengalami mimpi sadar. Banyak zat halusinogen mendatangkan pengalaman "seperti mimpi", indera makin kuat, dan beberapa mimpi yang mendatangkan kebijaksanaan dan perasaan menyatu dengan alam semesta. Halusinogen juga mendatangkan apa yang disebut dengan "mimpi tinggi" atau pengalaman pemakaian zat halusinogen untuk "memanggil" kembali pengalaman masa lalunya, atau memicu potensi yang sebenarnya sudah ada di otak manusia.
Selama ini orang sering menganggap pengalaman halusinogen dan mimpi biasa nilainya tetap lebih rendah dibandingkan pengalaman nyata. Tetapi ada pendapat, tidakkah pengalama dalam kondisi mental yang berubah justru menjadi salah satu cara membebaskan manusia dari pola pikir yang kaku? bukankah dalan kondisi ini kita mampu mengakses semua kemampuan otak manusia yang masih tersembunyi.
Senin, 02 Januari 2012
Halusinogen Banisteriopsis
Banisteriopsis Caapi adalah sejenis anggur yang berasal dari hutan Amazon dan lembah sungai Orinoco yang terletak di daerah Kolombia dan Ecuador. Bila batang atau bunganya direbus atau direndam air kemudian diracik dengan bahan-bahan alami lainnya semacam dedaunan pepaya muda, maka hasilnya adalah bahan halusinogenik yang oleh suku indian Huichol mereka sebut Yaje atau ayahuascha (anggur bagi sang jiwa). Upacara minum yaje sangat lazim bagi dukun wanita indian yang disebut Amaru menyiapkan kendi tempat abu sembahyang bagi roh-roh nenek moyang. Setelah minum yaje, mereka merasakan gejala mulai dari pusing, berkeringat, gemetar, kejang, mual dan muntah, diare, dan keluarnya lendir dari hidung, merasa diteror rasa takut (takut dikejar- kejar, takut akan kematian atau lazim disebut dengan paranoia). Tapi setelah itu, sungguh luar biasa, pemakai yaje akan merasa berpindah ke dunia bayangan yang tiada batasnya, yang sangat indah sejelas pemandangan pada kehidupan nyata. Demikian juga untuk sang dukun yang memimpin upacara, roh nya "bebas menjelajah", ia mampu melihat dan berkomunikasi dengan nenek moyang dan para dewa, roh berbagai binatang, dan bahkan roh-roh manusia pra-sejarah. Terbuka pula kesempatan untuk mempelajari berbagai pemahaman dan ilmu pengetahuan alam semesta hingga jawaban atas berbagai macam misteri. Ramuan yaje biasa juga digunakan dengan cara dioles pada kulit, melalui hidung. Senyawa kimia Harmine pada ramuan yaje. Halisinogen memang bertindak sebagai pemicu munculnya pengalaman dan kemampuan perseptif yang sebenarnya potensinya sudah ada di otak manusia. Buktinya, praktik dukun tidak selalu menggunakan zat halusinogenik, banyak dukun mendapatkan kondisi "trance" cukup dengan memukul genderang, irama genderang yang berulang dalam jangka waktu lama akan mengganggu sirkuit otak sehingga menyebabkan perubahan indera penerimaan, dapat juga melalui berbagai macam meditasi, tarian yang hiruk-pikuk, mantera-mantera, ataupun berpuasa dengan tujuan meningkatkan kemampuan mental.
Langganan:
Postingan (Atom)