Senin, 12 September 2011

Teori Emosi

Tidak ada perbedaan yang jelas antara motivasi dan emosi. dasar paling umum untuk membedakan keduanya berasumsi bahwa, biasanya ditimbulkan oleh stimulus eksternal dan bahwa ekspresi adalah emosi yang diarahkan pada stimulus dalam lingkungan yang menimbulkan emosi tersebut. Sebaliknya motivasi lebih sering ditimbulkan oleh stimulus internal dan biasanya di arahkan pada subyek tertentu dalam lingkungan, misalnya : makanan, air, teman kencan. Motivasi biasanya memusatkan diri pada aktivitas yang terarah kepada tujuan. Dalam emosi perhatian kita terpusat pada pengalaman efektif dan subyektif yang menyertai perilaku kita lebih menyadari kita bila upaya untuk mencapai tujuan tersebut mendapat hambatan (emosi marah, putus asa) dan bila tujuan tercapai (senang, bahagia, gembira).

Teori Proses Tandingan (Solomon dan Carbit 1974, Solomon 1970)
Teori ini berasumsi bahwa, otak diatur untuk melawan atau menekan respon emosional, baik respon yang menyenangkan maupun yang aversif. Jika suatu peristiwa menimbulkan suatu keadaan emosional, keadaan emosional yang berlawanan (keadaan yang cenderung menghapus keadaan awal tadi) akan segera diaktifkan segera setelah itu. Singkat kata dapat disebut sebagai 'keadaan A' dan lawannya 'keadaan B' (keadaan B merupakan proses yang ditimbulkan bila keadaan A menjadi aktif). Efek pemaparan ulang stimulus yang membangkitkan emosi dapat digambarkan melalui pengujian dinamika emosi yang berkaitan dengan penggunaan zat adiktif misalnya, sedikit dosis Morfin menimbulkan pengalaman 'nikmat tiada tara', digambarkan sebagai semacam kenikmatan seksual yang kuat yang dirasakan diseluruh tubuh. Pengalaman itu diikuti keadaan euphoria yang kurang kuat. Setelah penggunaan obat dihentikan, pemakai mengalami kecanduan yang aversif yang disebut 'penghindaran' yang beberapa saat kemudian memudar. Morfin tersebut menimbulkan tingkat puncak untuk keadaan A (pengalam seksual yang kuat), diikuti penurunan intensitas (euphoria). Ketika dosis obat tersebut kehilangan efeknya (keadaan B/penghindaran) timbul dan kemudian menghilang secara bertahap.
Jika dosis obat sering diulang, pengalaman emosi tersebut akan berubah. Pengalaman seksual yang kuat tidak dapat lagi dialami dan euphoria hanya sedikit, sindrom penghindaran menjadi lebih kuat dan durasinya menjadi lebih lama yang mendorong untuk meningkatkan dosis obat. Jadi terbentuklah lingkaran setan. Semakin sering obat digunakan, proses tandingan menjadi semakin kuat dan berlangsung lebih lama.